Marilah kita terlebih dahulu melakukan kajian tentang ilmu syariat, ilmu hakikat dan ilmu tariqat yang merupakan satu rangkaian yang saling berhubungan dan saling memaknai serta saling menguatkan antara satu sama lain dalam pencapaian kesempurnaan nilai ibadah yang disebabkan karena Allah dan teruntuk hanya kepada Allah semata.
Syariat merupakan suatu perintah agar insan membiasakan atau melazimi kehambaan dengan menjadikan suatu jalan ibadah sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditetapkan melalui garis hukum yang jelas. Tariqat merupakan perlakuan yang terkhususkan bagi para penempuh jalan Allah swt dengan pencapaian bebagai manzil seperti pangkat, derajat, jenjang, untuk meninggikan dalam berbagai maqam pencapaian. Sedangkan hakikat merupakan pengenalan yang memahami dengan pencapaian yang mendekatkan dengan ibadah sampai kepada sesuatu itu menjadi keimanan yang tetap melalui kelaziman ibadah.
Syariat adalah sesuatu yang telah datang bersama pembebanan ( Attaklif ), sedangkan hakikat adalah apa yang diperkenalkan ( At Ta’rif ). Syariat dikuatkan dengan hakikat. Hakikat dari tariqat adalah syariat, sehingga setiap syariat adalah hakikat dan segala hakikat adalah syariat. Sehingga dalam kajian ini difahami bahwa hubungan antara syariat dan hakikat merupakan hubungan yang saling melengkapi dan memaknai satu sama lain. Hakikat yang difahami tanpa dukungan syariat hanya akan melahirkan kehampahan dan syariat tanpa hakikat hanya akan mendatangkan kelelahan, seingga tanpa syariat, hakikat itu bohong dan tanpa hakikat, syariat itu kosong.
Ilmu yang mempelajari tentang ilmu syariat disebut ilmu fikih. Didalamnya dikaji dan difahami tentang hukum-hukum islam, syarat dan rukun ibadah dan sebaginya seperti wajib, sunat, haram, makruh dan mubah atau harus yang dikenal dengan hukum yang lima atau hukum sar’i berdasarkan dalil-dalil aqli dan dalil naqli yang jelas yaitu Al-Quran, Hadist, Ijmak dan Qiyas, serta tata cara pengambilan garis hukum dari suatu hukum yang kemudian dari hukum yang mendahuluinya. Faham Ahlulsunnah wal Jamaah secara umum menyandarkan pemahamnya kepada beberapa mazhab atau aliran. Mazahab yang terkenal bagi kalangan Ahlulsunnah wal Jamaah adalah mazahab yang empat yaitu mazahab Hanafi, mazhab Maliki, mazahab Hambali dan mazhab Syafi’i. Sedangkan mazahab-mazhab yang lain selain dari mazhab yang empat tersebut hanya dipakai dibebarapa tempat saja dan jumlah pengikutnya relatif sedikit. Yang memahami ilmu fiqih disebut fuqaha ( para faqih ) atau ulama fuqaha ( ulama fiqih )
Ilmu yang mempelajari ilmu hakikat disebut ilmu tasawuf, yang memahaminya disebut sufi yang didalamnya terdiri atas para murid ( yang berhasrat atau bertasawuf ) atau para salik ( penempuh jalan ), para mursyid ( penuntun ). Dari banyak aliran yang terdapat dalam ilmu tasawuf, semua bermura pada satu tujuan yaitu pendekatan diri kepada Allah swt dengan metoda hijrah atau berpindah menuju Allah swt setelah ia menanamkan kebaikan bagi dunia sampai akhirat agar dapat memetik hasil dari apa yang telah diusahakan melalui amal ibadah syariat yang hanya disebabkan dan ditujukan untuk Allah semata tanpa rasa tamak terhadap surga dan tidak pula takut akan neraka. Pada banyak aliran tariqat, metoda pencapaian pada tingkatan atau maqam tertentu dicapai melalui metoda suluk atau bersuluk dan ada juga yang tidak melalui metoda suluk atau bersuluk ini, seperti aliran tariqat satariyah ( sebetulnya aliran tariqat ini mengklaim dirinya bukan bagian dari aliran tariqat yang ada )
Jadi hubungan antara ilmu syariat dengan ilmu hakikat yang ditempuh melalui tariqat yang benar lagi lurus merupakan hubungan yang saling melengkapi. Ilmu syariat diibaratkan dengan jasad dan ilmu hakikat yang juga dinyatakan sebagai ilmu batin atau ilmu hati diibaratkan dengan roh, sehingga tanpa roh jasad itu mati, tidak berarti apa-apa. Allah swt tidak akan menerima ibadah seorang hamba yang disebabkan selain sebab karena Dia. Ibadah yang mengharapkan pahala dan surga dari Allah swt adalah ibadah para pedagang. Sedangkan keikhlasan itu sendiri berarti tanpa pamrih, tanpa mengharap imbalan apapun selain dari pengabdian yang didasari rasa cinta terhadap sang kekasih hati yang disayangi.
Ketika di hatimu hanya ada Dia, maka bibirmu tidak akan pernah merasa lelah untuk selalu mengucapkan nama-Nya melalui zizkir-zikir yang disenangi-Nya. Ketika engkau mendengar bahwa Dia juga menyebut namamu, pada saat itu engkau tahu bahwa Dia juga telah mencintaimu. Semenjak itu, seluruh aktivitas dan seluruh kegiatan dari hidup yang engkau jalani hanya disebabkan karena Dia, bahkan hidup dan matimu hanya untuk-Nya. Tempat yang sepi dan sunyi, jauh dari keramaian dan terhindar dari mata yang memandang adalah tempat yang engkau idam-idamkan untuk memadu kasih dan bercumbu mesra dengan kekasihmu. Ketika semua mata tertutup dalam dinginnya balutan selimut malam, Dia datang setiap sepertiga malam yang akhir untukmu, sambutlah kekasihmu. Curahkan seluruh isi hatimu, Dia akan memberikan apa yang engkau mau dan dia juga akan memberi sesuatu yang belum pernah engkau bayangkan sebelumnya. Karena Dia Pencinta Sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar